Minggu, 09 November 2025

Tentang Saya (Perkenalan)

 

Kenalan Dulu Yuk: Gue, Fathin — Gamer Berat yang Nyasar ke Dunia Bisnis Digital 😆

Halo semuanya!
Nama gue Fathin Husni Tamam, Lahir pada 29 november 2004. dan kalau lo udah mampir ke blog ini, bisa ditebak — iya, gue gamer berat. Bukan cuma sekadar main buat hiburan, tapi emang udah jadi bagian dari hidup gue. Bisa dibilang, dunia game itu tempat gue kabur dari realita… tapi juga tempat gue belajar banyak hal seru.

Sekarang gue lagi kuliah di Jakarta Global University, jurusan Bisnis Digital.
Mungkin lo mikir, “Loh, gamer kok kuliah di bisnis?” — nah, justru itu menariknya. Gue percaya banget kalau dunia digital, termasuk industri game, bakal terus berkembang gila-gilaan, dan siapa tahu, suatu saat nanti gue bisa nyemplung langsung ke bisnis yang berhubungan sama game.


Gamer Sejak Kecil, dan Masih Belum Bisa Move On

Gue udah suka main game dari kecil. Dari yang dulu main di PS2 bareng temen, sampai sekarang bisa nikmatin game dengan grafis realistis di PC dan konsol generasi terbaru.
Jenis game favorit gue? Banyak banget. Tapi yang jelas, gue suka game yang punya cerita kuat, dunia luas, dan karakter yang bikin gue ngerasa “terhubung.”

Game seperti Cyberpunk 2077, The Witcher 3, dan tentu saja Final Fantasy VII Remake & Rebirth jadi beberapa judul yang paling gue cintai.
Oh iya, kalo lo udah baca review-review gue sebelumnya, lo pasti sadar — iya, gue fans berat Tifa 😅. Nggak usah ditanya kenapa, cukup tahu aja dia spesial.


Kenapa Gue Bikin Blog Ini

Awalnya blog ini cuma tempat gue nulis opini dan curhat soal game.
Tapi lama-lama, gue sadar ternyata banyak orang yang juga punya pandangan dan rasa yang sama kayak gue waktu main game tertentu. Dari situ gue pengen bikin blog ini jadi ruang santai buat sesama gamer, tempat kita bisa ngobrol, nostalgia, dan saling berbagi pengalaman.

Gue nggak bakal nulis kayak media besar yang bahas angka atau teknis banget.
Gue lebih suka ngomongin apa yang gue rasain saat main, hal-hal kecil yang bikin game itu berkesan, dan kenapa karakter tertentu bisa nyangkut di hati (iya, kayak Tifa lagi 😆).


Gue di Dunia Nyata

Di luar main game dan nulis blog, gue ya mahasiswa biasa. Kadang sibuk ngerjain tugas bisnis digital, kadang nongkrong sambil bahas game terbaru sama temen.
Tapi jujur, main game buat gue bukan sekadar hobi — itu juga jadi sumber inspirasi. Banyak hal dari game yang bisa diterapin ke dunia nyata, terutama soal strategi, storytelling, dan bahkan mindset bisnis.


Penutup (Sebelum Gue Balik Main Game Lagi)

Jadi ya, itu sedikit cerita tentang gue — Fathin, gamer berat yang lagi nyoba ngegabungin dunia game dan dunia bisnis jadi satu perjalanan baru.
Gue harap lo enjoy baca tulisan-tulisan gue di blog ini, dan siapa tahu, kita bisa diskusi bareng soal game favorit lo juga.

Karena buat gue, dunia game itu lebih dari sekadar hiburan — itu tempat di mana cerita, emosi, dan imajinasi ketemu jadi satu.
Dan kalau ada satu hal yang pasti... gue bakal terus main game sampai level terakhir 😎🎮

Final Fantasy VII Rebirth

 

Review Final Fantasy VII Rebirth: Petualangan yang Semakin Dalam, dan Ya... Tifa Kembali Memikat



Setelah memainkan Final Fantasy VII Remake, saya sempat bertanya-tanya: “Bisakah Square Enix membuat kelanjutannya lebih baik lagi?” Jawabannya: ya, bisa — dan mereka benar-benar melampaui ekspektasi.

Final Fantasy VII Rebirth bukan sekadar sekuel, tapi sebuah evolusi besar dari remake sebelumnya. Dunia yang lebih luas, sistem pertarungan yang lebih halus, cerita yang semakin emosional, dan tentu saja — kembalinya Tifa Lockhart dalam penampilan terbaiknya.

Saya tidak bisa menahan diri untuk memberi rating 9.5/10 pada game ini. Karena selain kualitasnya yang luar biasa, Rebirth juga menyentuh sisi nostalgia dan emosi saya dengan cara yang sangat pribadi.


1. Dunia yang Lebih Luas dan Hidup



Kalau Remake membuat kita terpukau dengan kota Midgar, maka Rebirth membawa kita keluar dari tembok itu — menuju dunia yang benar-benar luas dan penuh kehidupan.
Setiap area terasa hidup, penuh rahasia, dan mengundang untuk dijelajahi. Dari padang rumput yang membentang, desa-desa kecil yang hangat, hingga reruntuhan misterius yang menyimpan cerita masa lalu.

Yang membuat saya terkesan adalah bagaimana Square Enix berhasil menjaga keseimbangan antara eksplorasi dunia terbuka dan pacing cerita. Tidak terasa kosong atau bertele-tele, semuanya punya makna.


2. Tifa: Pesona yang Tak Pernah Pudar



Mari jujur saja — salah satu alasan terbesar saya menyukai Final Fantasy VII Rebirth adalah Tifa.
Jika di Remake dia sudah tampil menawan, maka di Rebirth, karakter ini benar-benar bersinar.

Tifa digambarkan bukan hanya sebagai sosok yang kuat dan cantik, tapi juga sebagai teman seperjuangan yang tulus dan manusiawi.
Interaksinya dengan Cloud semakin dalam, ekspresi wajahnya makin hidup, dan setiap adegan bersamanya terasa penuh emosi.

Desain baru, detail animasi, dan performa akting yang luar biasa membuat Tifa bukan sekadar karakter pendukung — dia adalah hati dari cerita ini.
Bagi saya, Tifa adalah alasan kenapa Rebirth terasa begitu hangat dan berarti.


3. Cerita yang Lebih Emosional dan Kompleks



Rebirth membawa cerita ke arah yang lebih berani dan misterius.
Kalau Remake adalah pengantar, maka Rebirth adalah bagian di mana konflik batin karakter mulai terasa berat. Kita melihat lebih banyak sisi manusiawi dari Cloud, Aerith, Barret, dan tentunya Tifa.

Ada banyak momen yang membuat saya berhenti sejenak hanya untuk merenung. Ceritanya tidak sekadar melanjutkan versi sebelumnya, tapi juga memperluas makna dan membuka banyak kemungkinan baru.
Beberapa adegan bahkan terasa seperti penghormatan kepada versi original, namun dikemas dengan gaya sinematik modern yang memukau.


4. Pertarungan yang Lebih Tajam dan Seru



Sistem pertarungan di Rebirth terasa lebih halus, cepat, dan memuaskan dibanding pendahulunya.
Perpaduan antara aksi real-time dan elemen strategi tetap menjadi fondasi, tapi kini semuanya terasa lebih dinamis dan intuitif.

Mengendalikan Tifa dalam pertarungan adalah pengalaman tersendiri — kombinasi serangan cepat dan kombo tangan kosongnya benar-benar menyenangkan.
Setiap karakter memiliki peran penting, dan sistem sinergi antar-karakter membuat pertarungan terasa semakin sinematik dan seru.


5. Visual dan Atmosfer yang Luar Biasa



Sulit untuk tidak terpesona dengan visual Rebirth.
Dari efek cahaya lembut di pagi hari, tekstur kulit karakter yang realistis, hingga animasi halus di setiap pertempuran — semuanya menunjukkan betapa seriusnya Square Enix dalam menciptakan pengalaman visual terbaik.

Namun yang paling saya rasakan bukan hanya keindahan grafisnya, melainkan suasana yang berhasil mereka bangun.
Ada momen ketika hanya berdiri di padang rumput sambil melihat langit senja, dan rasanya benar-benar damai. Rebirth tidak hanya memanjakan mata, tapi juga hati.


Kesimpulan

Final Fantasy VII Rebirth adalah salah satu game terbaik yang pernah dibuat Square Enix dalam dekade terakhir.
Dengan dunia luas, sistem pertarungan yang memikat, dan cerita yang emosional, game ini berhasil membawa nostalgia masa lalu ke level yang benar-benar baru.

Dan ya — Tifa sekali lagi menjadi bintang dalam petualangan ini.
Dia bukan hanya simbol keindahan, tapi juga kekuatan dan kehangatan yang membuat cerita ini terasa hidup.

Rating: 9.5/10

Game ini adalah bentuk cinta bagi para penggemar lama dan pengalaman baru yang luar biasa bagi pemain baru.
Kalau kamu sudah jatuh cinta dengan Tifa di Remake, bersiaplah — karena di Rebirth, dia akan membuatmu jatuh cinta sekali lagi.

Final Fantasy VII Remake

 

Review Final Fantasy VII Remake: Nostalgia yang Hidup Kembali dengan Pesona Baru



Sebagai seseorang yang tumbuh dengan kenangan Final Fantasy VII, saya tidak bisa menutupi rasa haru ketika Final Fantasy VII Remake akhirnya dirilis. Game ini bukan sekadar remake biasa — ini adalah perayaan nostalgia yang dikemas dengan teknologi modern, cerita yang lebih dalam, dan tentu saja, karakter-karakter ikonik yang hidup kembali dengan cara yang luar biasa.

Dan ya, saya harus jujur: Tifa menjadi salah satu alasan terbesar mengapa game ini begitu spesial bagi saya.
Dengan desain baru yang memukau, kepribadian yang tetap kuat, dan peran yang semakin terasa penting dalam cerita, Tifa membawa pesona dan emosi yang sulit dilupakan.

Secara keseluruhan, saya memberikan rating 9/10 untuk Final Fantasy VII Remake — karena ini bukan hanya game, tapi sebuah pengalaman penuh kenangan dan emosi.


1. Nostalgia yang Dibungkus dengan Teknologi Modern



Hal pertama yang terasa sejak awal bermain adalah bagaimana Square Enix dengan cerdas menggabungkan nostalgia klasik dengan teknologi masa kini.
Kota Midgar yang dulu hanya berupa latar dua dimensi kini berubah menjadi dunia penuh detail dan kehidupan. Setiap sudutnya terasa familiar, tapi juga baru.

Bagi saya, ini seperti berjalan kembali ke masa kecil, tapi dengan mata orang dewasa. Semua elemen — dari desain dunia, efek cahaya, hingga musik yang diaransemen ulang — membuat pengalaman bermainnya terasa segar tanpa kehilangan esensi aslinya.


2. Karakter yang Hidup dan Penuh Emosi



Final Fantasy VII Remake berhasil memberikan kedalaman karakter yang lebih kuat dibanding versi originalnya.
Kita bisa melihat sisi manusiawi dari Cloud yang dingin, Aerith yang ceria tapi misterius, Barret yang keras tapi penyayang, dan tentu saja — Tifa Lockhart.

Tifa benar-benar bersinar di versi remake ini.
Ia digambarkan sebagai sosok yang kuat secara fisik dan emosional, tapi juga penuh empati. Interaksi antara Tifa dan Cloud terasa alami dan emosional — memberikan lapisan baru pada hubungan mereka yang dulu hanya bisa kita bayangkan lewat dialog teks.

Kombinasi ekspresi wajah realistis, akting suara yang solid, dan animasi yang halus membuat setiap momen bersama Tifa terasa hidup dan bermakna.


3. Pertarungan yang Dinamis dan Seru



Sistem pertarungan di Final Fantasy VII Remake menjadi salah satu aspek yang paling saya nikmati.
Alih-alih hanya mengandalkan sistem turn-based seperti versi lamanya, kini pertarungan terasa lebih cepat, interaktif, dan penuh aksi — tapi tetap mempertahankan elemen strategi khas Final Fantasy.

Setiap karakter punya gaya bertarung unik. Saya pribadi sering menggunakan Tifa karena gaya kombonya cepat dan elegan, sementara Cloud punya kekuatan besar untuk serangan jarak dekat.
Keseimbangan antara aksi real-time dan penggunaan kemampuan (Abilities dan Limit Break) membuat setiap pertempuran terasa intens dan memuaskan.


4. Dunia Midgar yang Terasa Hidup



Midgar bukan hanya sekadar latar cerita — kota ini adalah karakter tersendiri.
Dengan visual menakjubkan dan suasana yang penuh kontras antara kemewahan Shinra dan penderitaan warga di sektor bawah, Square Enix berhasil menghidupkan dunia yang dulu hanya bisa kita bayangkan dari potongan dialog.

Saya sering berhenti hanya untuk menikmati pemandangan neon di malam hari, mendengarkan suara hiruk pikuk warga, atau sekadar berjalan di gang sempit yang terasa nyata. Dunia Final Fantasy VII Remake benar-benar memikat dan imersif.


5. Perpaduan Antara Kenangan dan Harapan Baru



Yang paling saya sukai dari game ini adalah bagaimana ia menghormati versi original, tapi juga berani mengubah dan memperluas ceritanya.
Ada kejutan, reinterpretasi, dan arah baru yang membuat pemain lama penasaran tanpa kehilangan rasa nostalgia.

Rasanya seperti bertemu kembali dengan sahabat lama — tapi kali ini, mereka punya cerita baru untuk diceritakan.
Setiap adegan, setiap dialog, membawa saya kembali ke masa lalu, sambil tetap memberi alasan untuk menantikan kelanjutan perjalanannya.


Kesimpulan

Final Fantasy VII Remake adalah contoh sempurna bagaimana sebuah remake seharusnya dibuat — bukan hanya mengulang masa lalu, tapi menghidupkannya kembali dengan makna baru.
Dengan karakter yang kuat, pertarungan yang seru, dan nuansa nostalgia yang menyentuh hati, game ini berhasil membuat saya tersenyum dan terharu di saat bersamaan.

Rating pribadi: 9/10

Game ini bukan hanya tentang nostalgia, tapi tentang bagaimana kenangan masa lalu bisa terasa segar kembali — terutama berkat kehadiran Tifa yang memikat hati dan membuat dunia Final Fantasy VII Remake terasa begitu hidup

Red Dead Redemption 2

Review Red Dead Redemption 2: Dunia yang Hidup, Cerita yang Tak Terlupakan



Ada banyak game open world di luar sana, tapi hanya sedikit yang mampu meninggalkan kesan sedalam Red Dead Redemption 2. Dirilis oleh Rockstar Games, game ini bukan hanya sekadar petualangan koboi, tapi juga karya seni digital yang penuh detail, emosi, dan kehidupan.

Saya sudah memainkan banyak game dengan dunia terbuka, tapi Red Dead Redemption 2 benar-benar berbeda. Dari grafiknya yang memukau hingga cerita yang sangat emosional, game ini berhasil membuat saya terhanyut sepenuhnya. Saya memberikan rating 9/10 untuk pengalaman yang luar biasa ini.


1. Dunia yang Luar Biasa Imersif



Begitu kamu melangkah ke dunia Red Dead Redemption 2, kamu akan langsung tahu bahwa ini bukan sekadar game biasa. Dunia yang diciptakan Rockstar terasa hidup, realistis, dan bernafas.

Setiap detail terasa diperhatikan — dari hembusan angin di padang rumput, pantulan cahaya di sungai, hingga cara karakter NPC berinteraksi satu sama lain. Bahkan seekor kuda punya kepribadian sendiri, dan hubunganmu dengannya bisa terasa begitu nyata.

Saya sering kali lupa tujuan misi hanya karena terpesona menjelajahi alam liar, berburu hewan, atau sekadar duduk di dekat api unggun menikmati pemandangan matahari terbenam. Dunia dalam RDR2 bukan hanya latar, tapi benar-benar bagian dari cerita yang hidup.


2. Cerita yang Dalam dan Menggugah Emosi



Cerita Red Dead Redemption 2 adalah salah satu yang terbaik yang pernah saya temui dalam dunia video game.
Kisah Arthur Morgan, anggota geng Van der Linde, bukan hanya tentang perampokan dan pelarian, tapi juga tentang penebusan, moralitas, dan perjuangan manusia melawan takdirnya sendiri.

Dialog yang kuat, karakter yang kompleks, dan akting suara yang luar biasa membuat setiap adegan terasa nyata. Banyak momen dalam game ini yang membuat saya benar-benar terdiam — bukan karena aksi, tapi karena emosi yang begitu kuat.
Arthur Morgan bukan hanya protagonis game; dia adalah karakter yang akan terus saya ingat.


3. Detail dan Realisme yang Mengesankan



Rockstar Games terkenal dengan perhatian pada detail, tapi Red Dead Redemption 2 membawa hal itu ke level yang baru.
Segala hal di dunia ini punya konsekuensi dan reaksi. Lumpur menempel di pakaian, darah tidak langsung hilang, bahkan suhu dan kondisi tubuh memengaruhi stamina dan penampilan karakter.

Setiap kota, toko, hingga penduduknya punya rutinitas dan kepribadian masing-masing. NPC akan mengingat tindakanmu, bereaksi terhadap keberadaanmu, bahkan bisa berubah sikap tergantung reputasimu.
Semua hal kecil itu menciptakan pengalaman yang sangat imersif dan realistis.


4. Interaksi Dunia dan Karakter yang Menakjubkan



Salah satu aspek paling menarik dari RDR2 adalah bagaimana interaksi antara pemain dan dunia terasa begitu alami.
Kamu bisa menyapa orang di jalan, membantu orang asing, atau malah menimbulkan kekacauan — dan semuanya akan berdampak pada bagaimana dunia memperlakukanmu.

Tidak ada sistem yang terasa statis. Dunia bereaksi terhadap tindakanmu secara dinamis, menciptakan kesan bahwa kamu benar-benar hidup di dalamnya.
Hubunganmu dengan anggota geng juga terasa personal; setiap percakapan dan momen di kamp memperdalam keterikatan dengan karakter lain.


5. Pengalaman yang Tidak Terlupakan



Red Dead Redemption 2 bukan hanya game tentang koboi, tapi juga refleksi tentang hidup, kehilangan, dan arti kebebasan.
Game ini memperlambat langkahmu, memintamu untuk benar-benar merasakan setiap detik yang terjadi di dunia yang telah mereka ciptakan dengan penuh cinta dan detail.

Setelah menyelesaikan ceritanya, saya merasa seolah baru saja menonton film panjang yang penuh makna — tapi bedanya, saya adalah bagian dari cerita itu sendiri.


Kesimpulan

Dengan dunia yang imersif, grafik yang sangat detail, dan cerita yang emosional, Red Dead Redemption 2 berhasil menetapkan standar baru untuk game open world.
Setiap aspek terasa dirancang dengan penuh perhatian dan kesungguhan, membuatnya bukan sekadar game, tapi sebuah pengalaman yang benar-benar berharga.

Rating pribadi: 9/10

Bagi siapa pun yang menyukai dunia terbuka dengan cerita kuat dan atmosfer realistis, Red Dead Redemption 2 adalah perjalanan yang wajib kamu alami — dan sulit untuk dilupakan.

The Witcher 3

Review The Witcher 3: Dunia Fantasi Terbaik yang Tetap Hidup Hingga Sekarang



Sulit rasanya membicarakan game RPG tanpa menyebut nama The Witcher 3: Wild Hunt. Dirilis pada tahun 2015 oleh CD Projekt Red (CDPR), game ini tidak hanya menjadi salah satu game open world terbaik sepanjang masa, tapi juga tetap dimainkan oleh banyak orang hingga sekarang.

Sebagai penggemar berat karya CDPR, saya benar-benar kagum bagaimana mereka mampu menciptakan dunia yang begitu luas, detail, dan dibungkus dengan karakter yang kuat. The Witcher 3 adalah salah satu game paling berkesan yang pernah saya mainkan, dan saya memberikan rating 8.5/10.


1. Dunia yang Luas dan Hidup



Hal pertama yang membuat saya jatuh cinta dengan The Witcher 3 adalah dunianya yang terasa benar-benar hidup. Dari hutan lebat di Velen, kemegahan kota Novigrad, hingga pemandangan menakjubkan di Skellige — semuanya dibuat dengan detail luar biasa.

Setiap wilayah punya cerita dan suasananya sendiri. Tidak ada bagian dunia yang terasa kosong; selalu ada sesuatu untuk ditemukan — monster untuk diburu, kisah rakyat yang menyentuh, atau sekadar pemandangan indah yang membuat saya berhenti sejenak hanya untuk menikmati atmosfernya.


2. Cerita dan Karakter yang Dalam



CD Projekt Red memang jago dalam menghadirkan cerita dan karakter yang kuat.
Kisah Geralt of Rivia bukan sekadar perjalanan seorang pemburu monster, tapi juga pencarian akan makna hidup, cinta, dan keluarga di dunia yang keras dan penuh konflik.

Setiap karakter terasa nyata dan punya kepribadian yang menarik — mulai dari Yennefer, Triss, hingga Ciri yang menjadi pusat dari cerita utama. Dialognya penuh emosi dan keputusan yang kita ambil di dalam game sering kali membawa dampak besar pada jalan cerita, membuat setiap pemain punya pengalaman yang berbeda.


3. Gameplay yang Menantang dan Seru



Pertarungan dalam The Witcher 3 terasa menantang tapi juga memuaskan.
Geralt harus cerdas memilih strategi — kapan menggunakan pedang baja, kapan memakai pedang perak, dan bagaimana memanfaatkan sihir (signs) untuk mengatasi lawan.

Selain bertarung, ada elemen alchemy dan crafting yang memperdalam pengalaman bermain. Setiap ramuan, bom, atau peningkatan senjata benar-benar membantu saat menghadapi musuh-musuh kuat. Saya pribadi sangat menikmati kombinasi antara eksplorasi, cerita, dan aksi yang disajikan secara seimbang.


4. Visual dan Musik yang Indah





Walau sudah dirilis bertahun-tahun lalu, The Witcher 3 masih terlihat menakjubkan hingga hari ini. Terutama setelah pembaruan next-gen update, pencahayaannya terlihat lebih realistis dan detail dunia semakin memukau.

Musiknya juga luar biasa — nada-nada khas Eropa Timur yang kuat dan emosional membuat setiap pertempuran atau perjalanan terasa lebih hidup. Kadang saya hanya berkuda di hutan sambil mendengarkan soundtrack-nya, menikmati ketenangan di tengah dunia yang penuh bahaya.


5. Game yang Bertahan dari Waktu



Yang membuat The Witcher 3 begitu istimewa adalah daya tahannya.
Sudah hampir satu dekade sejak rilis, tapi game ini masih dimainkan oleh banyak orang di seluruh dunia. Komunitasnya tetap aktif, mod terus bermunculan, dan setiap kali saya memainkannya lagi, selalu ada hal baru yang bisa ditemukan.

CD Projekt Red sekali lagi membuktikan bahwa karya yang dibuat dengan hati dan perhatian pada detail akan selalu bertahan dalam waktu lama.


Kesimpulan

Dengan dunia yang luas, cerita yang mendalam, karakter kuat, dan gameplay yang solid, The Witcher 3: Wild Hunt tetap menjadi salah satu game terbaik yang pernah ada. Tidak banyak game yang bisa memberikan pengalaman bermain sekompleks dan seindah ini.

Rating: 8.5/10

Jika kamu menyukai petualangan fantasi dengan cerita yang menyentuh dan dunia yang hidup, The Witcher 3 adalah game yang wajib kamu mainkan — bahkan di tahun ini sekalipun.

Cyberpunk 2077

 

Cyberpunk 2077: Dunia Futuristik yang Akhirnya Membuktikan Diri




Ketika pertama kali Cyberpunk 2077 diumumkan oleh CD Projekt Red, saya langsung jatuh cinta dengan konsepnya — dunia futuristik yang suram, penuh teknologi canggih, kriminalitas, dan moralitas yang kabur. Tapi seperti banyak gamer lain, saya juga tahu bagaimana awal perilisan game ini sempat penuh masalah. Namun setelah semua pembaruan dan peningkatan yang diberikan, saya bisa dengan yakin mengatakan: Cyberpunk 2077 kini adalah salah satu game favorit saya.


1. Dunia Night City yang Hidup dan Penuh Detail



Hal pertama yang membuat saya terkesima adalah dunia Night City. Kota ini bukan sekadar latar belakang — ia terasa seperti karakter yang hidup. Dari lampu neon yang memantul di jalan basah hingga percakapan acak warga di jalanan, semuanya membangun atmosfer yang imersif.
Setiap distrik punya kepribadian sendiri: dari kemewahan korporat di City Center hingga kegelapan jalanan Watson yang dipenuhi geng. Saya sering kali lupa misi utama karena terlalu sibuk menjelajah, memotret pemandangan malam, atau sekadar berkendara menikmati radio futuristiknya.

2. Cerita yang Dalam dan Karakter yang Kuat



Salah satu kekuatan terbesar Cyberpunk 2077 adalah ceritanya yang emosional dan penuh pilihan moral. Karakter utama, V, terasa sangat personal karena setiap keputusan yang saya buat membentuk kepribadiannya sendiri.
Dan tentu saja, tidak bisa bicara tentang game ini tanpa menyebut Johnny Silverhand, yang diperankan oleh Keanu Reeves. Dinamika antara V dan Johnny adalah salah satu elemen paling menarik di sepanjang permainan — kadang mereka saling membantu, kadang bertentangan, tapi hubungan mereka berkembang dengan cara yang sangat manusiawi.

3. Gameplay dan Kebebasan Bermain



Gameplay-nya memadukan aksi, RPG, dan eksplorasi dengan sangat baik. Ada begitu banyak cara untuk menyelesaikan misi: diam-diam dengan stealth, menyerbu dengan kekuatan senjata penuh, atau bahkan menggunakan hacking untuk mengontrol lingkungan sekitar.
Saya pribadi paling menikmati gaya bermain netrunner, di mana saya bisa menonaktifkan kamera, membakar chip musuh, atau membuat kekacauan hanya dengan satu klik. Setiap pendekatan terasa memuaskan dan memberi sensasi kontrol penuh atas dunia digital Night City.

4. Visual dan Musik yang Mengagumkan

Tidak bisa dipungkiri, Cyberpunk 2077 adalah salah satu game dengan visual terbaik yang pernah saya mainkan. Efek pencahayaan, detail wajah karakter, dan desain futuristiknya benar-benar memanjakan mata.
Musiknya juga luar biasa — penuh energi, elektronik, dan sangat cocok dengan tema dunia yang gelap tapi glamor. Ada sesuatu yang magis saat berkendara di malam hari, ditemani musik synth dan pemandangan neon yang tak berujung.

5. Kekurangan yang Masih Ada



Tentu saja, tidak ada game yang sempurna. Walau kini sudah jauh lebih stabil dibanding awal rilisnya, Cyberpunk 2077 kadang masih memiliki bug kecil atau glitch animasi. Namun, masalah-masalah itu terasa sepele dibandingkan pengalaman keseluruhan yang luar biasa.

Kesimpulan: Pengalaman yang Wajib Dicoba

Setelah semua waktu yang saya habiskan di Night City, saya bisa dengan yakin mengatakan bahwa Cyberpunk 2077 telah menebus kesalahannya di masa lalu. Dunia yang memukau, cerita yang kuat, dan kebebasan bermain membuat saya terus ingin kembali menjelajah setiap sudut kota ini.

Rating: 9/10


Jika kamu menyukai game dengan cerita mendalam, dunia terbuka yang imersif, dan sentuhan futuristik yang bergaya, maka Cyberpunk 2077 adalah pengalaman yang wajib kamu coba.